Mega Siswindarto Ciptakan Brownies Beku ‘Frozzie’
Berkarya tidak musti menciptakan suatu produk yang benar-benar baru. Bisa saja, produk yang sudah ada ditambah inovasi sehingga melahirkan produk yang berbeda. Seperti yang dilakukan oleh Mega Siswindarto, pemilik usaha kue brownies dengan merek Frozzie.
Karena uniknya produk yang dibuat oleh Mega, ia pun menjadi salah satu dari 10 orang wirausaha muda pemula yang menjadi pemenang Shell LiveWIRE Business Start-Up Awards 2013, yang pengumumannya berlangsung pada awal Desember.
Kalau dilihat dari latar belakang pendidikan, usaha yang sekarang dilakukan Mega berbeda arah. Ia mengenyam pendidikan di jurusan Kimia Universitas Airlangga, Surabaya. “Saya kuliah di jurusan Kimia,” ujar Mega kepada SWA Online, di Jakarta, awal Desember.
Tetapi, ia mengaku tertarik kepada dunia pastry. Di tahun 2011, Mega berkeinginan membuka sebuah usaha kuliner. Sejumlah produk ia coba telaah. Hatinya pun jatuh kepada kue brownies. Ia menuturkan, “Keluarga suka makan brownies, tapi bosan karena biasanya cuma dibuat dengan oven dan kukus. Nah, kami buat sesuatu yang lebih teenage (berjiwa muda).”
Kue brownies yang dia berhasil buat untuk pertama kali adalah yang kini dijual dengan nama brownies oven. Resep kue itu ditemukan pada pertengahan 2011. Tokonya sendiri dibuka pada tanggal 23 Oktober di tahun yang sama. Sekalipun menjual produk kue brownies oven, produk brownies beku justru menjadi produk unggulan.
“Modal awal adalah tabungan pribadi sekitar Rp 15 juta. Itu digunakan buat membeli peralatan buat kue, samafreezer. Satu tahun sudah balik modal,” tutur dia.
Biasanya, kata dia, kue cake kalau ditaruh di kulkas, akan menjadi keras. Tetapi, brownies yang dibuatnya justru bisa kenyal. Mega bilang, rahasianya ada di komposisi coklat. “Brownies biasa itu 30 persen coklat, 70 persen tepung. Ini kami balik komposisinya, sehingga waktu masuk freezer tetap kenyal. Bahan yang kami gunakan alami, tanpa pengawet,” kata Mega, menerangkan.
Kue brownies buatannya diberi merek Frozzie. Produknya menawarkan tiga sensasi. Pertama, tekstur kue khas Amerika, yakni bertekstur padat. Kedua, sensasi rasa dark choco, karena komposisi coklatnya 70 persen. Dan, coklat yang digunakan pun tipe dark coklat. Ketiga adalah sensasi dingin dan creamy, seperti es krim. “Ini sensasi dingin yang beda. Beda sama brownies lainnya. Di pasaran belum ada,” ungkap dia.
Kue brownies beku ciptaan Mega dijual dengan sejumlah varian rasa, yakni premium choco, banana cheese,mixnut, dan streusel blueberry. Ia menjual produk browniesnya dalam bentuk kotak, di mana satu kotak berisi lima bar brownies. Bentuk kuenya tidak seperti pada umumnya, melainkan seperti bentuk produk coklat batangan yang dibungkus dengan foil. Karena itu, daya tahan kuenya pun termasuk lama. Di suhu ruangan normal, bisa sampai 10 hari, sedangkan bila ditaruh di freezer bisa sampai 3 bulan. Satu kotak kue dijual seharga Rp 33 ribu.
Bagaimana dengan cara Mega memasarkan produknya? Ia mengatakan, “Karena kami bisa dibilang start-up, kami memakai cara pemasaran low cost high impact.” Dengan basis usaha ada di Surabaya, Frozzie pun berusaha dipasarkan ke seluruh Indonesia dengan cara online, misalnya dengan menggunakan twitter dengan nama @FrozzieBrownies.
“Kami punya satu orang yang khusus menangani online. Semacam admin sosial media. Dia senjatanya ada dua BlackBerry, satu laptop. Dulu itu saya yang pegang, karena terlalu penuh, akhirnya saya kasih ke orang. Sekarang, saya lebih ke pemasaran sama pengembangan bisnis.” Sekarang ini, dia punya dua orang menangani produksi, dan satu orang admin sosial media. Dengan jumlah SDM itu, produksi kue bisa mencapai 35 pack dalam satu hari. Menurut dia, dengan tiga orang tersebut bisnisnya efisien tetapi hasilnya bisa maksimal. “Dengan tiga orang, bisnis bisa menghasilkan omzet Rp 20-25 juta,” ujarnya.
Apa target selanjutnya? Mega menyebutkan, Frozzie berencana melanglang buana ke negeri orang. Dia berharap, ekspor bisa dilakukan dalam jangka waktu lima tahun ke depan. “Tahun 2014, kami fokus membentuk satu distributor di satu kota besar.” Produk kuenya, kata Mega, banyak dipesan di kota-kota besar, seperti Jakarta dan Bandung.
Selain merambah kota-kota lain, brownies Frozzie juga bakal menggarap Surabaya lebih maksimal. “Kami masuk ke cafe. Di cafe, brownies diolah lagi, misalnya jadi milkshake brownies. Kami pun taruh banner di sana. Sama penjualan di dekat kampus,”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar